Kendati bukan pemilik pabrik, namun kami ingin
mengemukakan seputar sebaran titik camera yang baik untuk lokasi pabrik.
Memang, ukuran baik tidaknya titik camera adalah relatif, artinya
tergantung pada siapa yang melihat dan memanfaatkan sistem ini. Sepanjang
pengamatan kami, untuk pabrik sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) pihak yang
berkepentingan dengan sistem camera CCTV ini, yaitu:
2. Staf Personalia (HRD).
3. Bagian Keamanan (Security).
Baiklah, sebagai wacana untuk mempertajam persoalan ini,
kami ilustrasikan sebuah pabrik, katakanlah seperti pada gambar di bawah ini (kliklah
pada gambar untuk memperbesar!). Perhatikanlah, bagaimana camera tidak
disebar berdasarkan area, namun berdasarkan pada urutan pergerakan orang (sequence). Lebih
anehnya lagi, kami tidak memasang camera di Ruang Produksi sebagaimana lazimnya
dilakukan. Anda banyak melihat titik rawan? Ya, tentu saja! Tetapi bagi kami
perletakan seperti ini sudah mencukupi. Nah, bagaimanakah kira-kira
alasannya?
Camera 1 - Gerbang Utama (Main Gate)
Seperti biasa, camera penyambut selalu diletakkan di sekitar sini. Fungsinya
sudah bisa ditebak, bukan? Selain sebagai pemantau tamu, camera ini berfungsi
mengawasi Satpam apakah ia telah melaksanakan SOP (
Standard
Operating
Procedure) dengan benar atau tidak terhadap tamu yang datang.
Camera 2 - Parkir Motor Karyawan / Tamu
Dibandingkan dengan panjang area parkir, letak camera di sini memang
kurang begitu efektif untuk melihat dengan jelas hingga ke setiap sudut. Tapi,
jika penempatannya pas di jalur masuk atau keluar, maka camera ini bisa menjadi
penghambat bagi mereka yang berniat mencuri motor atau helm karyawan.
Camera 3 - R. Masuk Karyawan (Mesin Absen Masuk)
Secara psikologis, menempatkan camera di tempat ini akan memberi efek
"menakutkan" bagi karyawan. Jika kedapatan mengetokkan kartu absen
temannya, maka sanksinya dia dan temannya akan terkena PHK. Perimbangkanlah
untuk menempatkan camera di area ini, terlebih lagi jika pabrik memakai sistem
absensi kartu "amano" ataupun
proximity card.
Camera 4 - R.Keluar Karyawan (Mesin Absen Keluar)
Kendati jarang terjadi, karyawan yang pulang atau sudah berganti
shift
sebelum waktunya bisa terekam oleh camera ini.
Camera 5 - Office Backdoor
Pintu P2 ini berfungsi sebagai jalur keluar-masuk sekaligus penghubung
antara staf kantor dengan staf pabrik ataupun sebaliknya. Juga sebagai jalan
seandainya direksi ingin mengajak
client untuk meninjau pabrik melalui
G4. Jalur ini jalur "hidup", sehingga kadangkala ada juga staf nakal
yang meminjam sample produk dari pabrik (untuk diperlihatkan kepada client),
tetapi lupa mengembalikannya. Ini bisa dikategorikan sebagai keteledoran,
bahkan pencurian (terselubung) yang lama-kelamaan akan "menguapkan"
aset? Harapannya, camera ini bisa mereduksi kejadian serupa, karena paling
tidak rekaman kejadiannya bisa dilacak. Ini adalah salah satu dari sekian
banyak fungsi camera
backdoor.
Camera 6 - Backdoor Hallway
Untuk lebih meningkatkan kesadaran karyawan, maka di terminal absensi
dekat pintu belakang inipun satu camera diletakkan. Harapannya sekali lagi,
persoalan "titip-menitip" absen bisa diminimalisir, bahkan dikurangi
sampai
nol alias tidak pernah ada. Selain itu, camera ini berfungsi pula
sebagai
backup camera 5. Perhatikanlah, bahwasanya nanti orang yang
tertangkap oleh Camera 5 akan tertangkap lagi oleh Camera 6. Inilah yang
dimaksud dengan
sequence. Pada tampilan DVR akan terlihat, orang dari
frame nomor 5 akan masuk ke frame nomor 6. Bukankah ini satu hal menarik yang
nantinya bisa dijadikan bukti yang lebih kuat? Namun, satu kendala dalam
memasang camera pada posisi ini adalah persoalan
silau (
overexposure),
sehingga objek malah tenggelam dalam cahaya putih. Oleh sebab itu, pilihlah
camera yang memiliki karakteristik
backlight compensation (BLC) yang
baik atau nilai
F Stop di atas rata-rata.
Camera 7 - Front Desk
Posisi camera di sini merupakan area
favorit bagi kebanyakan
instalasi CCTV dan memang benar demikian adanya. Camera ini terbilang paling
sibuk merekam aktivitas
di
front desk, khususnya tamu
(client) yang datang dan pergi. Walau fungsi
front desk ini
berbeda-beda antara pabrik dengan tempat lain (semisal Bank dan Hotel), tapi
secara umum area ini seperti menjadi area wajib bagi instalasi camera, sehingga
kamipun ikut menempatkannya di sini. Lantas, dimanakah posisi yang baik? Jika
diinginkan sudut pandang lebar, maka tempatkanlah camera di sudut menghadap ke
dalam. Apa sebab? Dalam banyak kasus, jika camera menghadap ke luar, maka akan
muncul gejala
silau (
masalah ini umumnya sulit diatasi, bahkan
dengan mengganti camera sekalipun!)
. Oleh sebab itulah, kami lebih
memilih untuk menghadapkan camera ini ke arah dalam seperti terlihat pada
gambar di atas. Perhatikanlah perubahan yang muncul setelah camera diubah arah!
Camera 8 - Ruang Tunggu Tamu
Alasan mengapa kami memilih tempat ini untuk dipasangi camera cukup
sederhana. Pihak penerima tamu -entah itu Staf Kantor apalagi
Direksi- tentu saja ingin mengetahui siapa gerangan tamunya, sehingga dia
bisa menentukan apakah tamu bisa dipersilakan masuk ke ruangan atau ditemui
langsung. Tentu saja setelah tamu diberitahu terlebih dahulu oleh petugas
front
desk.
Camera 9 - Meeting Room
Seorang direksi tentu saja merasa "gerah" jika saat
meeting
tiba, namun peserta yang hadir baru beberapa orang saja. Oleh sebab itulah,
maka ia perlu bantuan camera untuk memastikan peserta
meeting sudah ada
di tempat atau belum.
Camera 10 - Ruang Staf Office
Diakui atau tidak, bekerja di bawah pengawasan camera terkadang bisa
membuat seseorang merasa
under pressure. Tetapi itulah dunia kerja,
kadang-kadang untuk tetap berprestasi, direksi memandang perlu untuk memasang
camera di tempat stafnya bekerja. Hanya sekadar memastikan, bahwa si A atau si
B ada di tempat tentunya tidak salah, bukan? Persoalan teknis yang sering
muncul di area seperti ini adalah soal sudut pandang. Lensa lebar akan memberi
tangkapan objek yang seolah-olah jauh alias tidak jelas. Untuk itu
prioritaskanlah area mana yang akan ditangkap. Jika ada banyak ruangan staf
yang perlu diawasi, pertimbangkanlah untuk menambah lagi camera, tetapi
terpisah dari sistem yang sudah ada. Apa sebab? Karena area staf ini sifatnya
internal.
Jadi
hanya Direksi atau staf khusus saja yang boleh melihat,
bukan bagian lain, terlebih lagi saat sistem CCTV kita ter-
connect ke
Internet!
Camera 11 - Ruang Staf Pabrik
Oleh karena dua ruangan ini terhubung secara fisik melalui selasar, maka
menempatkan camera di sini bisa melengkapi
sequence yang kami bangun.
Selain itu, bisa terlihat pula dengan siapa seseorang berhubungan satu sama
lain. Jadi posisi camera di ruangan ini terbilang cukup penting.
Camera 12 - Kantin Staf
Lha, karyawan yang makanpun sampai diamati segala? Nanti dulu.
Kadangkala karyawan terlalu asyik ngobrol di sini hingga lupa waktu. Nah,
ketimbang menegur mereka secara langsung, ada baiknya memasang camera di posisi
ini dengan harapan karyawan menyadari sendiri.
Camera 13 - Kantin Karyawan
Seandainya ada kantin seperti ini di pabrik anda, maka pemasangan camera
di lokasi ini terasa lebih efektif untuk meningkatkan kesadaran karyawan. Jadi,
pertimbangkanlah!
Camera 14 dan
Camera 15 - Docking Area
Kami sendiri kurang mengerti apa penamaan yang tepat bagi lokasi bongkar
muat barang, cuma kira-kira maksudnya demikian. Pencatatan kegiatan bongkar
muat barang dalam
log book Adm Gudang akan
lebih lengkap
jika disertai pengamatan dan rekaman dalam bentuk video. Setidaknya membantu
dalam memastikan container warna apa
sih yang mengangkut item ini pada
tanggal sekian jam sekian? Atau siapakah karyawan yang mengangkut dan
menurunkan barang? Dengan begitu, jika sampai terjadi kehilangan barang, maka
rekamannya bisa dilacak dari awal.
Camera 16 - Water Treatment
Terakhir, sebagai bentuk perhatian terhadap lingkungan sekitar, maka
satu camera kami tempatkan di area ini. Ini berguna untuk memastikan apakah
kondisi pengolah limbah pabrik ini telah bekerja optimal ataukah ada
kerusakan (
mungkin bisa dikenali dari warna airnya?). Selain itu
camera ini bisa berfungsi sebagai upaya
preventif, sebab bisa saja
ada anak-anak sekitar pemukiman warga yang masuk ke area ini hanya sekadar
berburu layang-layang atau bahkan bermain bola! Nah, jika tertangkap camera,
maka petugas
security bisa bertindak cepat guna mencegah hal-hal yang
tidak dinginkan. Untuk malam hari, jika memungkinkan pertimbangkanlah untuk
menambah lampu penerangan di beberapa titik ketimbang memakai camera IR.
Penutup
Paparan di atas hanyalah salah satu dari sekian bentuk konfigurasi titik
camera di lokasi pabrik. Semoga bisa menjadi gambaran jika satu saat nanti kita
diminta saran oleh
user untuk menentukan titik di lokasi seperti itu.
Walau
user-lah sebenarnya yang lebih tahu, namun terkadang
user
meminta saran kita mengenai letaknya.
Mengamati camera pabrik terus-menerus tergolong pekerjaan yang membosankan
(
rata-rata seseorang hanya menghabiskan waktu antara 5 - 10 menit untuk
"bermain-main" dengan peralatan ini!). Oleh sebab
itulah kami lebih suka mengamati area dengan banyak objek bergerak dan
berpindah dari satu camera ke camera lain secara berurutan (
sequence)
ketimbang mengamati area sepi. Bagaimana dengan Anda?